RSS
Facebook
Twitter

Senin, 10 Agustus 2015

Cara Mencegah Penyakit Hydrocephalus

Pengertian

Hydrocephalus adalah akumulasi abnormal cairan cerebrospinal di dalam otak. Cairan ini sering meningkatkan tekanan sehingga dapat memeras dan merusak otak.
Hydrocephalus adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikel serebral, ruang subarachnoid atau ruang subdural (Suriadi dan Yuliani, 2001).
Menurut Mumenthaler (1995) definisi hydrocephalus yaitu timbul bila ruang cairan serebro spinallis internal atau eksternal melebar.
Hydrocephalus merupakan keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertmbahnya cairan serebro spinalis tanpa atau pernah dengan tekanan intracranial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya cairan serebro spinal (Ngastiyah, 1997).

Jenis Hydrocephalus

1.Congenital
Hydrocephalus yang dialami sejak dalam kandungan dan berlanjut setelah
dilahirkan. Disebabkan oleh beberapa faktor termasuk lingkungan atau karena perubahan faktor genetika.
2.Acquired
Hydrocephalus yang muncul dalam proses tumbuh kembang bayi. Namun juga bisa terjadi disegala usia yang umumnya disebabkan oleh penyakit tertentu atau cedera.
3.Communicating
Kondisi Hydrocephalus dimana CSF masih bisa keluar dari ventrikel namun alirannya terseumbat setelah itu.
4.Non Communicating
Sumbatan aliran CSF yang terjadi disalah satu atau lebih jalur sempit yang
menghubungkan ventrikel-ventrikel otak. Yang paling umum terjadi adalah Aqueductal Stenosis, yaitu penyempitan jalur sempit antara ventrikel 3 & 4 dibagian tengah otak (Aqueduct of Slyvius).
5.Ex-Vacuo
Kerusakan otak yang disebabkan oleh stroke atau cedera traumatis lainnya yang mungkin menyebabkan penciutan jaringan otak atau athrophy.
6.Normal Pressure H
Umum terjadi pada mereka yang berusia lanjut dengan gejala umum seperti hilangnya daya ingat, dimensia, gait disorder atau kemunduran gerak tubuh.

Kasus Hydrocephalus terjadi 1 : 500 kelahiran. kondisi ini bsia dideteksi sejak masih dalam kandungan ( Congenital Hydrocephalus ) sehingga tindakan lanjut dari kondisi ini sudah bisa disiapkan sejaka sebelum persalinan. Sekalipun 
masih belum jelas dipahami tentang pemicu Hydrocephalus, namun beberapa 
kemungkinannya adalah :
  1. Faktor Keturunan (Aqueductal Stenosis).
  2. Gangguan tumbuh kembang janin seperti Spina Bifida, atau Encepalocele (hernia jaringan syaraf karena cacat tempurung kepala)
  3. Komplikasi persalinan prematur (pendarahan intraventrikular, 
  4. meningitis, tumor, cedera kepala traumatis, atau pendarahan subarachnoid).

Pencegahan Primer

Pencegahan primer adalah upaya memodifikasi faktor risiko atau mencegah berkembangnya faktor risiko, sebelum dimulainya perubahan patologis, dilakukan pada tahap suseptibel dan induksi penyakit, dengan tujuan mencegah atau menunda terjadinya kasus baru penyakit. Pada kasus hydrocephalus pencegahan dapat dilakukan dengan:

Pada kehamilan perawatan prenatal yang teratur secara signifikan dapat mengurangi risiko memiliki bayi prematur, yang mengurangi risiko bayi mengalami hydrocephalus
Untuk penyakit infeksi, setiap individu hendaknya memiliki semua vaksinasi dan melakukan pengulangan vaksinasi yang direkomendasikan.
Meningitis merupakan salah satu penyebab terjadinya hydrocephalus.  Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan tentang pentingnya vaksin meningitis bagi orang – orang yang berisiko menderita meningitis. Vaksinasi dianjurkan untuk individu yang berpergian ke luar negeri, orang dengan gangguan sistem imun dan pasien yang menderita gangguan limpa.
Mencegah cedera kepala
Pencegahan Sekunder
Hydrocephalus merupakan salah satu dari kelainan kongenital. Untuk mewaspadai adanya kelainan kongenital maka diperlukan pemeriksaan fisik, radiologik, dan laboratorium untuk menegakkan diagnosa kelainan kongenital setelah bayi lahir. Disamping itu, dengan kemajuan teknologi kedokteran suatu kelainan kongenital kemungkinan telah diketahui selama kehidupan janin seperti adanya diagnosa prenatal atau antenatal.

Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier adalah upaya pencegahan progresi penyakit ke arah berbagai akibat penyakit yang lebih buruk, dengan tujuan memperbaiki kualitas hidup pasien. Pada penderita hydrocephalus pencegahan tersier yang dapat dilakukan yaitu dengan pemeliharaan luka kulit terhadap kontaminasi infeksi dan pemantauan kelancaran dan fungsi alat shunt yang dipasang. Tindakan ini dilakukan pada periode pasca operasi. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi shunt seperti infeksi, kegagalan mekanis, dan kegagalan fungsional yang disebabkan oleh jumlah aliran yang tidak adekuat.

Infeksi pada shunt meningkatkan resiko akan kerusakan intelektual, lokulasi ventrikel dan bahkan kematian. Kegagalan mekanis mencakup komplikasikomplikasi seperti: oklusi aliran di dalam shunt (proksimal, katup atau bagian distal) diskoneksi atau putusnya shunt, migrasi dari tempat semula, tempat pemasangan yang tidak tepat. Kegagalan fungsional dapat berupa drainase yang berlebihan atau malah kurang lancarnya drainase. Drainase yang terlalu banyak dapat menimbulkan komplikasi lanjut seperti terjadinya efusi subdural, kraniosinostosis, lokulasi ventrikel, hipotensi ortostatik.

Demikian informasi dari saya mengenai Cara Mencegah Penyakit Hydrocephalus, Semoga bermanfaat terimakasih.

0 komentar:

Posting Komentar